April 16, 2011

Perbuatan Amal saleh



Perbuatan amal saleh tentunya akan mendapat pahala di sisi Allah. Untuk menjadi seorang yang saleh maka ada beberapa hal yang harus dimiliki individu tersebut, yaitu:
1.      Sabar
Sabar berarti menahan diri dari keluh kesah dan rasa benci, menahan lisan dari mengadu dan menahan anggota badan dari tindakan yang mengganggu dan mengacaukan. Ahmad Warson Munawwir menjelaskan bahwa istilah “sabar’ berasal dari kata “shabara” yang berarti bersabar, tabah hati, menahan dengan tidak memberi makan, memaksa, mewajibkan, mencegah, menangggung. 
Yang dimaksud sabar dalam tasawuf ialah menahan diri dari keluh kesah ketka menjalankan ajarna Tuhan dan sewaktu menghadapi musibah. Jadi sabar meliputi urusan dniawi dan ukhrawi. Sabar merupakan salah satu cara mendekatkan diri kepada Tuhan.
Jika apa yang kita harapkan tidak terjadi, maka dengan sabar berarti kita masih diberi kesempatan untuk menghirup hari esok dan berharap kembali. Meskipun harapan kita belum terpenuhi seutuhnya, jangan pesimistik, yakinlah bahwa Allah mengetahui apa yang dibutuhkan hambanya. Berikut adalah ayat yang menjelaskan tentang sabar: “Hai orang yang beriman! Mintalah pertolongan dengan kesabaran dan dengan salat. Sungguh, Allah bersama orang yang sabar” (Al-Baqarah/2:153).
Dengan demikian, kesabaran sangat penting dalam menjalani hidup ini. Hanya saja wujudnya berbeda-beda setiap orang, sesuai dengan keadaan yang dia hadapi. Kesabaran untuk menahan diri dari pembicaraan yang tidak perlu disebut menyimpan rahasi, kesabaran untuk hidup sederahana disebut zuhud. Dan kesabaran untuk hidup cukup disebut qana’ah, kesabaran utnuk menahan rasa amarah dan emosi, kesabaran dalam menghadapi tantangan. Karena itu, untuk bersabar seseorang hars dapat mengendalikan dorongan hatinya denga zikir dan ibadah lainnya.
2.      Syukur
Istilah “syukur” berasal dari kata “syakara” yang berarti berterimah kasih, memuji, dna semoga Allah memberi pahala. Biasanya perwujudan dari rasa syukur ini adalah dengan mengucapkan lafal tahmid “alhamdulillah”. Sikap syukur tentu saja ditujukan kepada Allah. Adapun firman Allah tentang bersyukur: “Dan bersyukurlah kepada Allah, Jika Ia hanya yang kamu sembah”( Al-Baqarah/2:172).
3.      Shidiq
Shidiq berarti benar, nyata, dapat dipercaya, kejujuran, keikhlasan, ketulusan, keutamaan, kebaikan, kesungguhan, keadaan yang keras. Menurut tasawuf shidiq meliputi shidiq lisan, shidiq dalam niat dan kemauan, shidiq dalam tekad, shidiq dalam menepati janji, dan shidiq dalam amal perbuatan.
Shidiq berarti selalu memiliki niat dan kemauan yang baik, benar dan jujur dalam hati, serta tidak pernah muncul niatan haitnya untuk berbuat curang. Firman Allah yang tentang sikap shidiq:
“Hai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan (bergaullah) kamu dengan Orang yang cinta Kebenaran” (At-Taubah/9:119).[1]
4.      Ridha
Ridha berarti senang, suka, rela, menerima, menyetujui, puas, membenarkan, memandang baik, dan semoga Allah memberi rahmat. Dalam tasawuf ridha berarti senang menjadikan Allah sebagai Tuhan, senang kepada ajaran dan takdirnya. Orang yang telah mencintai Allah biasanya senang segala hal yang datang dari Allah. Sikap ridha ini dimaksudkan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah.
5.      Istiqamah
Istiqamah secara harfiah berarti lurus, jujur. Abu Bakar berkata bahwa istiqamah ialah tidak mempersekutukan Allah dengan lainnya. Umar bin Khatab berpendapat bahwa istiqamah berarti lurus dalam menjalanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya.[2] Firman Aah tentang istiqamah: “ Sungguh, orang-orang yang berkata, Tuhan Kami adalah Allah, kemudian tetap teguh pendirian (dalam agama), tiada perlu mereka dikutirkan, dan mereka tiada berdukacita, mereka itulah penghuni sorga, tinggal di dalamnya selama-lamanya, sebagai balasan atas (segala) yang mereka lakukan (Al-Ahqaf/46:13-14).


[1] Tebba, Sudirman, Hidup Bahagia Cara Sufi,(Jakarta: Pustaka irVan, 2007).
[2] Tebba, Sudirman, Hidup Bahagia Cara Sufi,(Jakarta: Pustaka irVan, 2007).

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar